Destria Rifana Tahulending_15091101001
Analisis Konflik Batin Tokoh utama dalam novel Sepercik Noda, seribu langkah terbawa (kajian psikoanalisis) karya Maria A. Sardjono
Destria Rifana Tahulending
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi konflik batin tokoh utama dan menganalisis penyelesaian konflik batin tokoh utama pada novel Sepercik Noda Seribu Langkah Terbawa karya Maria A. Sardjono. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penilitian kualitatif deskriptif. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan antara lain: 1) Menelaah data primer, dalam hal ini adalah membaca novel Sepercik Noda Seribu Langkah Terbawa karya Maria A. Sardjono; 2) Memahami data yang dibaca dalam konteks masalah yang diteliti; 3) Kelompokkan data yang berisi konflik batin tokoh utama. Hasil peneltian menunjukkan bahwa : 1) faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik batin pada tokoh utama terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor biologis, faktor sosial, dan faktor lingkungan. Faktor biologis terjadi akibat adanya Id Ratri dalam dorongan seksual kemudian memberikan keperawanannya kepada Budi. ego dan superego Ratri ialah seorang yang tidak mudah tergoda oleh cinta yang akhirnya tokoh utama merasa takut dengan apa yang telah ia lakukan di masa lalu yang membuatnya terjerumus dan menyesal hingga sekarang. Faktor sosial yang mempengaruhi konflik batin tokoh utama dipengaruhi krisis simpati dari orang sekitar melalui sikap kurangnya rasa peka dan mengabaikan hal-hal kecil seperti nyawa yang tak berdosa ditunjukkan oleh Diana yang menyarankan untuk menggugurkan kandungannya. Faktor lingkungan yang menyebabkan konflik batin pada tokoh utama ditunjukkan pada varian lingkungan sosial tokoh utama yang kurang mendukung. Munculnya konflik dikarenakan semua anggapan yang terlontar dari mulut rekan kerjanya sangat brtentangan tentang ponsel Yudha yang di penuhi foto Ratri; 2) Empat proses penyelesaian konflik batin yang dilakukan oleh tokoh utama meliputi proses sublimasi, represi (penekanan), proyeksi, dan rasionalisasi. Proses sublimasi diperlihatkan tokoh utama memutuskan keluar dari asrama dengan menceritakan masalahnya, proses represi diperlihatkan tokoh utama memutuskan naik taksi untuk membawa Riri kerumah sakit, proses penyelesaian konflik batin berikutnya yaitu proses proyeksi yang di tunjukkan ketika ia menyalahkan dirinya sendiri atas perbuatan yang di lakukan dengan Budi karena orangnya yang tidak bertanggung jawab dan suka berfoya-foya. dan proses terakhir, yakni rasionalisasi yang dilakukan ketika Ratri menyesali kesalahannya dan memutuskan untuk hidup sendiri dan menghidupi anak sendiri di luar panti asuhan.
Kata Kunci : Psikoanalisis, Konflik Batin, Novel, Ratri